Curhatan Mahasiswa Tingkat Akhir: Dosbing mana dosbing?

By Rizki Hardi , Jumat, 31 Juli 2015 3:34:00 PM

Dilema mahasiswa tingkat akhir emang gak ada habisnya. Sebelumnya mengenai kost-kostan yang masa "berlakunya" udah mencapai tahap akhir, terus penelitian yang masih tahap persiapan melulu, padahal udah 4 bulan lebih, sampai mau ketemu dosen pembimbing (dosbing) skripsi aja susahnyaaaaaaa minta ampun. Tulisan ini bukan semata-mata untuk menjatuhkan oknum tertentu, hanya ingin menuangkan apa yang ada di pikiran saja.
Jadi, mahasiswa tingkat akhir (dalam hal ini tingkat S1 yang sudah berada pada semester akhir) itu susah susah gampang. Terkadang selalu ada rintangan dan cobaan yang harus dihadapi baik yang tidak diduga maupun yang telah diduga sebelumnya. Nah, biasanya yang diduga sebelumnya itu mengenai waktu penelitian, sedangkan yang tidak diduga adalah masalah....??? YA, masalah DOSBING!
Dosbing, atau kepanjangannya dosen pembimbing, itu merupakan dosen yang mendampingi mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir, kalau di S1 itu namanya skripsi. Untuk di bidang sains/IPA, tugas akhirnya itu biasanya hasil dari penelitian yang telah dilakukan, sedangkan untuk bidang sosial/IPS itu berdasarkan studi kasus atau studi pustaka (kalau salah mohon koreksi). Dalam proses menyelesaikan tugas akhir ini, kita sebagai mahasiswa tentu sempat merasa kebingungan dan butuh saran dari orang lain untuk dapat membantu memberikan sebuah solusi dari kebingungan kita, nah yang biasanya dapat melakukan itu ya Dosen Pembimbing, tapi kalau dosbingnya susah ditemui gimana?
Coba kita berpikir positif terlebih dahulu, dosbing itu juga dosen, kita tahu kalau dosen itu punya banyak kesibukan selain memberikan pendidikan lanjut kepada mahasiswanya, seperti melaksanakan penelitian, sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Jadi, ya maklumi saja dan bersabarlah ketika memang benar sedang sibuk dengan urusan tersebut.
Dosbing juga manusia, kadang salah, kadang juga.... ilang. Kenapa bisa? gak tau.... yang diketahui, memang mungkin aja beliau sangat sibuk, atau....???
Oke ini udah mulai acak-acakan tulisannya, mengenai dosbing, terkadang kita menemukan dosbing yang selalu ada buat mahasiswanya, selalu peduli, memberikan solusi yang tepat dan mendukung mahasiswanya hingga bisa lulus dengan target yang telah direncanakan bersama. Tapi, terkadang pula kita mendapatkan dosen pembimbing yang peduli, tapi tidak selalu ada buat mahasiswanya, dalam arti dosen susah dihubungi. Nah kalau ciri yang kedua ini yang sulit untuk kita menyelesaikan rencana tugas akhir yang telah kita buat, ada kemungkinan meleset dari target yang telah kita buat.
Kuncinya ya cuma sabar, karena yang seperti itu juga masih ada beberapa kemungkinan, dimulai dari tidak suka berinteraksi melalui selular atau sosial media, sedang jauh dari alat komunikasi, sedang melaksanakan kewajibannya sebagai pengajar, ataupun memang malas menanggapi mahasiswanya (kalau yang terakhir ini emang keterlaluan sih).
Sebelum sampai ke tahap mahasiswa tingkat akhir seperti sekarang ini, saya sudah sering mendengar curhatan-curhatan dari kakak-kakak senior yang mengalami hal "buruk" dengan dosen pembimbing, dimulai dari yang dosbingnya kabur-kaburan lah, dosbingnya sekolah lagi keluar negeri lah, yang cuti lah sampai dosbing yang (katanyaaaaaaaa) mengajukan syarat kalau mahasiswanya mau lulus, entahlah itu semua benar atau enggak, terutama poin terakhir itu (semoga hanya hoax). Saya terkadang suka miris sendiri dengan cerita-cerita itu, tapi coba untuk berpikir positif aja. Dan sekarang malah kejadian ke tim saya sendiri. Udah sekitar 5 bulan lebih penelitian terombang-ambing gak jelas arahnya mau kemana, dan sekarang sudah sedikit menunjukkan titik terang, yah walaupun untuk target september ini terpaksa saya harus ucapkan selamat tinggal.

Tapi, dibalik sebuah kejadian, coba kita ambil positifnya aja, toh gak ada salahnya kan?
Oke ini emang usaha untuk menghibur diri sendiri, tapi ya apa salahnya dengan berpikir positif? bisa jadi setelah ini saya justru bisa lebih sukses dari yang sudah lulus duluan? gak apa kan?
Yang penting selalu berusaha yang terbaik, sisanya tinggal berdoa, serahkan semuanya sama Yang Maha Kuasa.

Ini tulisan gak jelas alurnya ya? yaaa namanya juga curhatan mahasiswa tingkat akhir, dan semoga bisa jadi pelajaran berharga dan bekal kalau ada yang baca. (kalau ada yang baca, ah sudahlah)

Rizki Hardi
Purwokerto, 31 Juli 2015

0 Response to "Curhatan Mahasiswa Tingkat Akhir: Dosbing mana dosbing?"

Posting Komentar